Tuesday 29 May 2012

Mengapa Anak Laki-laki Lebih Lambat Bisa Bicara

JAN29

Anak laki-laki biasanya terlambat untuk bisa berbicara ketimbang anak perempuan. Keahlian berbahasa mereka juga berkembang lebih lambat dari anak perempuan. Selama ini, apa penyebab hal ini masih menjadi misteri Tapi, penelitian terbaru dari ilmuwan Australia ini mungkin bisa menjawabnya.


Dalam penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Child Psychology and Psychiatry edisi terbaru itu, tim peneliti Telethon Institute for Child Health Research pada University of Western Australia di Perth mengumpulkan darah tali pusar dari hampir 900 bayi baru lahir. Darah tali pusar (umbilical cord) itu lalu dites untuk mengetahui kadar testosteron sebelum lahir.


Ternyata, janin laki-laki terpapar testosteron 10 kali lebih banyak dari pada janin perempuan ketika  dalam kandungan. Testosteron atau hormon seks ini diketahui memiliki peran penting dalam proses bagaimana otak berkembang.


"Masalah terlambat berbicara terjadi pada sekitar 12 persen anak-anak yang diteliti, mayoritas adalah anak laki-laki," ujar Andrew J.O. Whitehouse, salah satu peneliti. "Bertahun-tahun, penyebab terlambatnya anak berbica menjadi misteri," Whitehouse menambahkan.


Apa yang ditemukan penelitian ini, kata Whitehouse, adalah terpapar testosteron dalam kadar yang lebih tinggi, khususnya pada janin berkelamin laki-laki bisa jadi merupakan penyebab untuk terlambat kemampuan berbicara anak. "Temuan ini merupakan bukti biologi pertama dari faktor risiko biologi untuk penundaan kemampuan berbahasa," kata associate professor di Telethon Institute for Child Health Research itu.


Penelitian ini tak hanya sebatas menguji kadar testosteron sebelum lahir, tapi juga tahap perkembangan bayi selama tiga tahun pertamanya. Tim peneliti menemukan bahwa bayi laki-laki usia tiga tahun yang memiliki kadar testosteron tinggi memiliki risiko dua kali lipat untuk positif terlambat bicara ketimbang bayi laki-laki dengan kadar testosteron lebih rendah.


Uniknya, ternyata pada anak perempuan yang terjadi sebaliknya. Anak perempuan dengan kadar testosteronnya lebih tinggi punya risiko rendah untuk terlambat bicara ketimbang yang kadar terstosteronnya lebih rendah. Para peneliti masih akan mencari jawaban mengapa testosteron mempunyai efek yang berbeda terhadap anak laki-laki dan perempuan. Untuk menjawap pertanyaan itu diperlukan riset lanjutan.


Penelitian ini hanya menyimpulkan bahwa kadar testosteron yang tinggi sebelum kelahiran berkaitan dengan penundaan kemampuan berbicara anak tapi bukan penyebab penundaan kemampuan berbicara tersebut. "Jika kita bisa mengidentifikasi anak terpapar testosteron kadar tinggi selama dalam kandungan, mungkin kita dapat membantu perkembangan berbahasanya dari tahap sedini mungkin," ujar Whitehouse.


 


View the original article here



0 comments:

Post a Comment