Sunday 3 June 2012

Asma dan Alergi Anak Terkait Indeks Massa Tubuh

JAN29

Indeks massa tubuh (IMT) anak Anda bisa bercerita banyak mengenai kesehatan mereka. Menurut penelitian terbaru, IMT yang tinggi, yaitu sekitar 85 persen atau lebih dari angka normal, pada usia tujuh tahun terkait dengan peningkatan risiko asma dan alergi pada usia delapan tahun.


Pada anak-anak yang IMT-nya tinggi di usia balita, tapi memiliki IMT normal pada usia tujuh tahun, maka tidak akan meningkatkan risikonya terkena asma atau alergi. Penelitian ini dilakukan oleh tim peneliti dari Institute of Environmental Medicine Karolinska Institute di Swedia yang dipimpin Jessica Ohman Magnusson.


Keterkaitan IMT tinggi dan asma hanya ditemukan pada anak-anak yang orang tuanya tidak memiliki riwayat alergi, tidak pada orang tua yang memiliki riwayat alergi. Penjelasan untuk hal ini adalah karena riwayat alergi orang tua sudah meningkatkan risiko anaknya terkena asma.


Penelitian ini juga menemukan peningkatan risiko berkembangnya alergi terhadap benda asing yang terhirup, seperti bulu binatang piaraan, serbuk sari bunga, debu, dan jamur. Tapi, tidak ditemukan hubungan IMT tinggi dengan risiko berkembangnya alergi makanan.


IMT adalah perhitungan lemak tubuh menggunakan tinggi dan berat tubuh. Untuk menghitung, kalikan berat badan (dalam kilogram) dengan 703. Hasilnya lalu dibagi dengan tinggi badan (dalam inci). Hasilnya lalu akar kuadratkan. Misalkan, berat anak Anda 18 kilogram dengan tinggi badan 90 sentimeter (36 inci), maka IMT-nya adalah 18 x 703 = 12.654 / 36 = 333. Akar kuadrat dari 333 adalah 18,25. Itu berarti IMT anak Anda termasuk normal. IMT normal berkisar antara 18,5 sampai dengan 24,9.


IMT yang tinggi pada usia anak satu, empat, dan tujuh terkait dengan terjadinya asma pada usia delapan tahun. Tidak ada kaitan antara IMT usia bayi (12 bulan-18 bulan) dengan peningkatan risiko terkena asma.


Peneliti sampai pada kesimpulan ini setelah menganalisis rekam medis dari 2.075 anak yang dimiliki sekolah. Orang tua para subyek penelitian diwawancarai untuk mengetahu gejala asma dan paparan benda asing yang membuat anak alergi ketika anak mereka berusia satu tahun, dua tahun, empat tahun, dan delapan tahun. Contoh darah juga diambil ketika anak berusia delapan tahun.


Riset lanjutan dapat dilakukan untuk memahami bagaimana obesitas berdampak pada risiko asma. Penyakit asma merupakan peradangan dan para peneliti yakin bahwa hormon leptin dapat menyebabkan respon peradangan meningkat. Penelitian lanjutan dibutuhkan untuk mengetahui efek leptin pada asma.


Penelitian in i dipublikasikan dalam Pediatrics edisi Januari 2012. Penelitian ini di antaranya didanai oleh Stockholm Countyu Council+ dan Heart and Lung Foundation.


View the original article here



0 comments:

Post a Comment