Thursday 7 June 2012

Telepon Seluler Membantu Remaja Atasi Depresi

JAN29

foto

Telepon seluler telah menjadi peranti yang sangat populer di dunia. Bahkan, di negara berkembang atau di rumah tangga dengan pendapatan yang minimal sekalipun, ponsel juga dipakai. Penelitian terbaru menyimpulkan bahwa teknologi ini dapat digunakan untuk mengurangi depresi di kalangan remaja.


Gangguan depresi umumnya diderita oleh remaja mulai usia 15 hingga 18 tahun. Diketahui bahwa depresi pada remaja biasanya bersumber pada pencapaian akademik yang jelek, masalah sosial, penyalahangunaan obat-obatan terlarang, dan masalah psikiatrik remaja lainnya. Pencegahan depresi masa remaja dapat membantu mencegah munculnya masalah-masalah lainnya di sepanjang kehidupannya.


Penelitian ini bertujuan menemukan metode efektif untuk mengurangi depresi terhadap orang di usia yang belia ini. Penelitian dilakukan di Selandia Baru menggunakan teknik preventif dengan memanfaatkan pesan singkat atau video yang dikirim ke ponsel subyek penelitian.


Robyn Whittaker dari Clinical Research Trials Unit pada Universitas Auckland mengatakan, ponsel bermanfaat untuk mencegah secara proaktif depresi. Sebelumnya, para peneliti melakukan kerja sama dengan sekelompok pelajar untuk membuat 15 pesan kunci memakai Terapi Perilaku Kognitif sebagai teknik pencegahan. Pesan-pesan itu kemudian dikirim ke ponsel 855 pelajar dari 15 sekolah menengah di seluruh Selandia Baru yang berpartisipasi.


Pesan-pesan dikirim dalam berbagai format: pesan SMS, klip video selebritas, dan kartun animasi. Tiap hari subyek menerima dua pesan selama 9 pekan penelitian. Subyek juga diarahkan untuk membuka situs web yang telah disiapkan setidaknya sekali dalam sebulan. Di laman itu, mereka bisa mendapatkan pesan video, nada panggil, dan musik yang lebih banyak untuk diunduh.


Setelah menjalani penelitian, para partisipan dimintai pendapatnya mengenai penelitian ini. Kebanyakan mereka mengatakan program ini membantu mereka menjadi lebih positif. Sebanyak 82 persen subyek mengaku program ini membantu dan 90 persen dari mereka mengatakan akan merekomendasikan program ini kepada teman-teman mereka.


Robert Pressman, Direktur Riset pada New England Center for Pediatric mengatakan, "bertambah banyak penelitian yang menyebutkan kegunaan ponsel sebagai perangkat bantu dalam penyembuhan gangguan mental." Penelitian ini dipublikasikan dalam Journal of Medial Internet Research dan didanai oleh Dewan Riset Kesehatan Selandia Baru, Oakley Mental Health Reseearch Foundation, dana Riset dan Pengembangan Fakultas Univeritas Aukland, dan operator seluler Vodafone Selandia Baru.


 


View the original article here


0 comments:

Post a Comment